KONGRES PMII 2017 di Palu
|
Ruang Utama Kongres: Presiden Jokowi membuka Secara simbolis, Kader Narsis, Panggung Seni PC Mamuju |
Tulisan
ini merupakan kumpulan catatan harian saya saat di
kongres
PMII Palu pada 15-19 Mei kemarin yang baru selesai saya sempurnakan.
Hadir
dan menyaksikan kongres organisasi yang dicintai menjadi kebanggaan
tersendiri bagi siapapun, termasuk kongres PMII bagi para kader. Tapi jika lokasi kongres yang dilaksanakan di lokasi yang
jauh tentu akan menjadi kesulitan tersendiri bagi kader untuk bisa
hadir. Begitupun yang saya pikirkan, awalnya saya tidak berpikir bisa hadir di hajatan terbesar organisasi ini. Selain soal urusan tiket
pesawat, saya juga tidak enak jika harus ijin libur kerja.
Senin
tgl 15 saat baru bangun dan slesai sholat subuh, saya buka WhatsApp ada pesan masuk dari sahabat dekat yang juga sedang
menjadi sekretaris umum PC PMII Surabaya 2016/2017. Dia meminta (tanpa
menawarakan lebih dulu) saya agar
hadir ke kongres PMII palu dan tiket sudah disediakan. Membaca pesan WAnya saya
bingung gimana mau jawab, selaian saya juga bukan
pengurus cabang posisi saya juga sedang bekerja, belum lagi dia kontaknya malah
dadakan begini. Tapi tetap saya jawab secara diplomatis permintaannya, untuk
mencari yang lain saja dulu. Dan saya berangkat ke kantor sebagaimana biasanya. Di kantor saya mencoba
menghubungi boss saya yang lagi umroh
untuk minta ijin, pertama saya hub beliau liwat inbox fb, lama gak di jawab
saya coba telpon langsung, beberapa kali saya coba call gak di angkat, akhirnya
saya hub beliau lewat sms. Selang beberapa menit beliau menajawab, dan pada
akhirnya memberi izin saya absen kerja. Saya langsung menghubungi sahabat saya si Hayi dan mengatakan iya. Tepat jam 11.00
saya berangkat bersama sahabat-sahabat PMII dari pc pmii Surabaya dan pc
lainnya di jatim.
Kongres PMIIku penuh warna
16
mei 2017, Kongres Pergerakan mahasiswa islam Indonesia yang mengambil tema
“Meneguhkan konsensus Bernegara Untuk Indonesia Berkeadaban” telah resmi dibuka
oleh presiden jokowi. Yang menjadi istimewa dan kebanggaan bagi pengurus dan
kader khususnya, yaitu perihal kedatangan presiden dalam hajatan terbesar PMII
ini juga didampingi beberapa menteri kabinet kerja, lembaga Negara termasuk
kepala kepolisian negara republik indonesi, Jendral
Tito Karnavian. Dan Hampir semua pimpinan lembaga Negara yang hadir di kongres
PMII ke-XIX palu ini memberikan materi di berbagai forum yang telah diatur oleh
panitia, baik forum sebelum acara pembukaan dan atau setelehnya.
Dalam
sambutannya presiden jokowi langsung menjelaskan terhadap kondisi keberagaman
bangsa Indonesia yang saat ini sedang memanas. Presiden menjelaskan dengan nada
yang Nampak marah dan raut wajah kesal, tentang bagaimana permasalahan
keberagaman telah membuat rakyat Indonesia yang awalnya hidup rukum, damai,
tentram dan saling sapa menjadi sebaliknya, bahkan saling hujat satu sama lain.
“Energy
bangsa habis untuk demo dan saling hujat, padahal negara lain sedang sibuk
membuat inovasi dan pengembangan berbagai sektor, kita hanya sibuk demo sana
sani, habis sudah energy bangsa untuk mengurusi hal ini, belum lagi soal uang
Negara yang dikelurkan untuk pengamanan, berapa ratus miliar uang negera habis
untuk mengemankan aksi demo ini ?”
Sebagaimana
dipahami bersama bagaimana kondisi keberagaman kita saat ini semakin meruncing,
yang mana efeknya tidak hanya soal urusan terganggunya kebhenekaan kita, tapi
juga telah banyak menguras energy
bangsa. Padahal bangsa lainnya sedang sibuk menggali pengetahuan dan melakukan
inovasi inovasi kita hanya mengurusi aksi saling hujat berbulan bulan.
Presiden
juga menghimbau agara pemuda/mahasiswa khususnya kader PMII mampu menjadi
bagian pemberi solusi untuk pembangunan bangsa Indonesia yang lebih baik.
Dengan kemampuan dan kecerdasan yang baik kader PMII harus menyebar dan
menguasai berbagai bidang, jangan hanya mengandalkan cita cita jadi politisi,
tapi juga harus ada yang menjadi pembisnis, ilmuan, innovator, dan melakukan
hal mamfaat lainnya.
Sebagaimana
disampaikan pihak panitia, bahwa tujuan kongres ini bukan hanya soal pemilihan
ketua umum PB semata, tapi juga harus menjadi ruang dialektis dan transformasi
keilmuan terhadap seluruh kader, sehingga wajar jika sejak tgl 13-16 panitia menjadwal berbagai agenda
dalam serangkaian acara kongres ini. Bahkan Setelah rangkaian ceremonial
pembukaan, acara masih dilanjutkan dengan sosialisasi 4 pilar oleh ketua DPD RI
bapak Osman sapta oedang sekitar jam 10.20, dan dilanjut ishma sebelum kuliah
umum selanjutnya oleh Manaker bapak Hanid Dhakiri pada jam 13.30 sampai sore.
Sebagai penutup rangkaian pra sidang adalah agenda pemuda mengaji yang
diselenggarakan di pesantren Al-Akhairat asuhan habib sholeh yang juga anggota
DPD RI Palu jam 20.00 wita.
Berdasarkan
schedules panitia, Agenda inti akan dilaksanakan hari rabu dengan agenda awal
pembacaan rantatib, dilanjut LPJ Pengurus PB dan tanggapan Umum PKC/PC, sebelum
proses pemilihan Ketum PB dan formatur pada hari berikutnya.
Berikut
point catatan saya selama di kongres XIX palu kemarin.
1. Ruang Dialektika Bernama Rantatib
Setelah
berbagai rangkaian acara telah selesai dilaksanakan, hari selasa tgl 16 jam
08.00 seharusnya dilaksanakan acara inti yakni pleno pembacaan rantatib
persidangan, tapi sampai waktu sholat dhuhur tiba acara rupanya belum juga di
mulai, sidang pembacaan Rantatib
(Rancangan Tata Tertib) baru bisa dilaksanakan menjelang sholat ashar.
karena saya bukan peserta kongres maka saya tidak bisa masuk untuk mengikuti
secara langsung ruang dialektika bernama rantatib tersebut. Berselang berapa
saat setelah forum di mulai terjadi Cheos yang sampai viral di medsos. Hal in bagi saya wajar melihat jumlah peserta
(PC/PKC) sekitar 244. Bagaimanapun juga PMII adalah organisasi kaum akademis
yang tentu ruang dialektika itu menjadi konsumsi sehari harinya.
Cuman
yang menjadi sorotan adalah saat harus terjadi benturan fisik dan harus di
upload di media sosial. Mengenai kejadian ini saya sempat ngobrol sama Ketua 1
(Kaderisasi) PB yang juga penulis buku “CATATAN KADERISASI” mas Munandar. Saat
saya tanyak response terhadap kejadian itu belau mengatakan bahwa tidak
sepatutnya urusan dapur organisasi itu di share begitu mudah, apalgi kejadian
yg tidak baik seperti itu (benturan), Saya yakin mereka yg share video pleno
itu belum ikut PKL hahahhaha, paling ikut tapi bukan saya yang ngisi.
2. Kontrovesi Pernyataan Ketum AMIN
Jika
ada pepatah mengatakan “Lidahmoe adalah harimaumoe”, maka hal ini benar ada dan
berlaku bagi siapapun, jangankan public figure atau pemimpin orang kecilpun
jika salah bicara bisa menimbulkan problem. Dan itu terjadi di kongres
organisasi yang kita cintai ini sahabat, kongres XIX palu menjadi ternodai
kesakralannya oleh panglimanya sendiri. Pernyataan Amin di depan presiden,
menteri, gubernur sulteng dan para undangan lainnya saat sambutan di opening
ceremony telah menua kontroversi, (sahabat semua bisa melihat di berbagai media
online).
Disini
saya tidak mau mengatakan pernyataan amin benar atau salah, tapi kepada realita
lapangan response masyarakat adat palu terhadap pernytaan sensitiv tersebut. Ya
keeseokan harinya (17/05/17) setelah statementnya amin ini, berbagai kelompok
dan organisasi mengdakan aksi menuntut amin minta maaf dan klarifikasi. Bahkan sampai
ada isu (semoga benar hanya isu) jika sampai jam 20.00 WITA amin tidak segera
mencabut pernytaannya dan minta maaf kepada masyrakat sulteng, mereka tidak
menjamin kongres ini bisa berlangsung sampi selesai.
Setelah
sholat maghrib amin meminta maaf dan mengklarifikasi pernyataannya, tapi nasi
menjadi bubur dan amin telah di anggap bersalah, maka dia harus menerima hukum
adat yg ditentukan oleh keadatan kalile. entah benar tidaknya ada yang
menggoreng statement amin ini, saya rasa sahabat lebih paham jawabannya…………?
3. Merebut kursi PMII 1
Kongres adalah forum tertinggi suatu organisasi sekaligus menjadi
moment sakral yang di tunggu tunggu oleh para anggota/kader. Begitupun kongres
XIX PMII ini, hadir di kongres PMII menjadi kebanggaan pristisius bagi setiap
kader, bahkan muncul term “Kader PMII dapat dikatakan kader militant/sejati
jika sudah bisa hadir di kongres”. Terma ini sepertinya
masih dipakai di kalangan kader sampai saat ini. Buktinya saat kongres Palu
Kemarin saya mendapati sebagian besar kader PMII yang hadir di lokasi (termasuk
dari cabang Surabaya) bukan sebagai peserta aktif (Forum) yang mewakali PC/PKC
masing masing, tapi sebagai peserta hore atau yang lebih dikenal sebagai
Pelir/Romli.
sahabat pergerakan yang
hormati, sebagaimana subline di atas, bagian ini akan mengulas sedikit apa yang
ketahui tentang proses Perebuan kursi PB PMII 1. Hal ini saya tulis Karena bagaimanapun juga progress dan
kemajuan organisasi yang kita cintai ini juga dipengaruhi oleh faktor pimpinan. Apalagi dengan posisi
PMII yang saat ini menjadi organisasi kaderisasi terbesar di Indonesia, tentu
membutuhkan pemimpin yang cerdas, visioner, dan tangguh baik lahir maupun batin
agar mampu membawa perubahan yang lebih baik. Sehingga kader PMII tidak hanya
menjadi model karena terbesar kuantitas tapi juga difasilitasi agar menjadi
terbaik kualitas. Total ada 15 calon ketua umum dan (zainal, Zairuddin, Syarif, Rizavan, Herlambang,
Candra, Djunaidi, Saadillah, Mulyadin, Ulum,
Sabolah,Syarif, Hermanto, Zaini, dan Taufiq,) dan 5 kandidit
calon Ketua Kopri (Septi, Liazul, Putriana, Herlina, dan Atik).
Proses pemilihan ini menjadi agenda
paling krusial dan penuh ketegangan bagi semua kader, utamanaya bagi kandididat
dan pendukung masing-masing. Bahkan sampai beredar desas desus bahwa molornya
forum sampai (hampir) 2 hari tidak lain karena belum selesainya lobby politik terkait
pemilihan ini. Hal ini tentu wajar mengingat panitia SC menjadwalkan agenda
pemilihan sebelum pembahasan AD/ART(lebih awal). “Kan yang penting selesai
pemilihan ketum”, itu jawaban sahabat sahabat peserta dan yang lain, “kongres
kan hanya momentum pemilihan saja”, “toch
ada AD/ART mau di bahas kayak apa ya tetap saja gak begitu ngaruh pada kader”, “ya
siapa suruh pemilihannya di taruk di awal”. Itulah gambaran imaginer saya sebagai
representasi jawaban Real para kader. Kalau
sahabat pemabaca gimana ?
Kembali ke
pembahasan candidat, proses pemilihan dipimping langsung oleh majelis pembina
nasional (MABINAS), dilaksanakan pada sabtu malam sampai minggu dini hari, suasana
sekitar forum nampak ramai santai-menegangkan, ratusan aparat keamanan berjaga
di sekitar dan pintu masuk sebagian lengkap dengan senjata laras panjang. Setiap
peserta yang mau masuk forum harus melewati metal detector dan dua kali pengecekan
manual oleh petugas (keamanan dan banser/panitia). Sementara di pojok pojok
halangan masjid Agung palu (lokasi kongres) tampak lingkaran-lingkaran kecil
dan besar ya semacam konsolidasi basis masa mungkin wkkwkwk. Saya sendiri
bersama sahabat-sahabat dari surabaya mengaati dari kejauhan. Saya lupa tepat jam
berapa proses pencoblosannya (maklum peserta liar gak isok masuk forum sahabat),
yang jelas sekitar jam 01 dini hari.
Berikut hasil
hitungan suara putaran pertama: zainal Abidin: 8, A Zairuddin: 19, M Syarif: 11, Rizavan: 1, A Herlambang: 64, Candra W: 0, Djunaidi: 1, Saadillah: 0, Mulyadin: 5, Iden Ulum: 39, Sabolah: 11, A Hermanto: 26, Zaini: 20, dan Taufiq: 19, Umam: 0,) dan 5 kandidit calon Ketua Kopri (Septi:
66, Liazul: 74, Putriana: 20, Herlina: 33, dan Atik: 39).
Dari perolehan
suara pertama di putaran kedua, Agus Herlambang dengan perolehan suara akhir
165 berhak secara konstitusi untuk menjadi ketua umum PB PMII 2017-2019 mengalahkan
Iden Robet Ulum 78 Suara, sedangkan dari Korps PMII Putri Septi Rahmawati
berhasil mengalahkan 5 pesaing beratnya dengan total suara akhir 111. Mari kita
doakan semoga mereka amanah dan tidak mementinkan team suksesornya sendiri.
4. MENDEBATKAN
AD/ART, GBHO, Rekomendasi
Pada dasarnya
bagi mereka kader sejati yang benar mencintai PMII, pembahasan AD/ART ini
merupakan hl terpenting yang harus di diikuti. Karena ini meonyangkut jiwa dan
raga organisasi, ini menyangkut pedoman hidup berPMII, jika al-Quran adalah
kitab suci umat islam, maka AD/ART adaah kitab sucinya PMII. Ruang gerak dan
perjalanan PMII ke depan tergantung bagaimana AD/ARTnya. Tapi ya ketum baru sudah
terpilih, dan mereka yang kalah atau tidak masuk ke putaran kedua sudah banyak
yang meninggalkan forum. Belum lagi soal pembahasan statuta PMII-NU
Bagaimana kongres
XIX menyikapi posisi
permintaan NU, apakah akan kembali menjadi banom NU
sesuai apa yang dimandatkan oleh mukhtamar NU jombang (1-6 agustus 2015) bahwa
PMII kembali menjadi Banon NU sebagaiaman awal terbentuknya organisasi pemuda
nahdyin ini. Statuta ini tentu akan ditentukan dipersidangan oleh mereka yang
menjadi peserta penuhk kongres. Apakah PMII akan dependent (menjadi banom Nu)?,
atau Independent (berdiri sendiri)?, atau akan memilih jalur interdependensi
(relasi kultural).
Dari sahabat
yang mengikuti pleno ini (AD/ART) kabarnya dalam Anggaran Dasar PMII tetap
sebagai organisasi independen, artinya tidak terikat dengan organisasi apapun. Apakah
ada penjelasan tambahan di aturan lainnya (ART/PO/Ketetapan, dll) saya tidak
paham. Mungkin sahabat yang paham bisa berbagi... yang jelas saat pembahasan
AD/ART ini kabarnya sudah tidak banyak yang ikut, dan tidak berjalan optimal.
5. WARNI
WARNI KEINDAHAN KONGRES
Sahabat PMII yang saya Hormati !
Pertama, aksi demo beberapa cabang yang dilakukan di sekitar arena,
tentu tidak baik jika saya menyebutkan
nama cabangnya sahabat. Yang jelas Lebih
dari satu hari saya menyaksikan aksi penyampaian aspirasi oleh kader PMII dari
berbagai cabang yang berbeda. Rata rata tuntutan mereka sama yaitu masalah
konflik yang terjadi di internal cabang. Baik konflik pemilihan, kepengurusan
kadaluarsa, caretaker, intervensi senior, bahkan intervensi PB juga katanya. Beberapa
cabang di kalimantan, sulawesi, Papua, dll.
Kedua, ini yang saya bahas di awal yaitu status relasi PMII-NU, karena menurut
saya ini i’tikad baik saya sebutkan nama cabangnya, yaitu Pc Ternate, Pc Halmahera
Selatan, Pc Morotai, dan Pc Minahasa, ya sahabat yang tergabung dalam aliansi
ini menyebarkan selebaran tulisan berjudul “Kembalikan PMII ke Khittah
Kelahirannya” yang pointnya meminta forum kongres menyetujui PMII sebagai Banom
Nu.
Warna ketiga, ini yang sangat diapresiasi
oleh banyak kader dan simpatisan yang hadir, yaitu “Panggung Ekpresi Seni” yang
diselenggarakan oleh Pengurus Cabang PMII Mamuju Tengah Sulawesi Barat. Panggung
seni ini menampilkan berbagai kreasi seni bagi para kader PMII yang mau
menunjukkan bakat seninya. Hampir tiap malam panggung ini tidak pernah sepi
dari penampilan-penampilan menarik dari para sahabat/sahabati se Nusantara, ada
yang bernyanyi, drama, puisi, stand up, dan penampilan lainnya. Saya juga beberakali
menyaksikan bakat luar biasa sahabat yang tampil, yang masih saya ingat
penampilan stand up oleh kader PMII Raja Empat Papua yang super gokil sekali, bahkan
penonton sampai harus berdesakan menontonnya.
Ini kebanggaan dan bukti nyata bahwa kader PMII bisa menjadi sangat luar
biasa dengan bakat yang dimilikinya andi saja PB tidak sibuk sendiri dengan
urusan politiknya.
Salam pergerakan sahabatku tercinta
se-Nusantara
Kader PMII Sunan Ampe Surabaya
Suryadi