Tampilkan postingan dengan label pmii. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pmii. Tampilkan semua postingan

Senin, 12 Juni 2017

Oleh Oleh Kongres XIX PMII Palu (Saya Bangga ber-PMII)

KONGRES PMII 2017 di Palu

presiden jokowi saat membuka kongres
Ruang Utama Kongres: Presiden Jokowi membuka Secara simbolis, Kader Narsis, Panggung Seni PC Mamuju

Tulisan ini merupakan kumpulan catatan harian saya saat di kongres PMII Palu pada 15-19 Mei kemarin yang baru selesai saya sempurnakan.

Hadir dan menyaksikan kongres organisasi yang dicintai menjadi kebanggaan tersendiri bagi siapapun, termasuk kongres PMII bagi para kader. Tapi jika lokasi kongres yang dilaksanakan di lokasi yang jauh tentu akan menjadi kesulitan tersendiri bagi kader untuk bisa hadir. Begitupun yang saya pikirkan, awalnya saya tidak berpikir bisa hadir di hajatan terbesar  organisasi ini. Selain soal urusan tiket pesawat, saya juga tidak enak jika harus ijin libur kerja.
Senin tgl 15 saat baru bangun dan slesai sholat subuh, saya buka WhatsApp ada pesan  masuk dari sahabat dekat yang juga sedang menjadi sekretaris umum PC PMII Surabaya 2016/2017. Dia meminta (tanpa menawarakan lebih dulu) saya agar hadir ke kongres PMII palu dan tiket sudah disediakan. Membaca pesan WAnya saya bingung gimana mau jawab, selaian saya juga bukan pengurus cabang posisi saya juga sedang bekerja, belum lagi dia kontaknya malah dadakan begini. Tapi tetap saya jawab secara diplomatis permintaannya, untuk mencari yang lain saja dulu. Dan saya berangkat ke kantor  sebagaimana biasanya. Di kantor saya mencoba menghubungi  boss saya yang lagi umroh untuk minta ijin, pertama saya hub beliau liwat inbox fb, lama gak di jawab saya coba telpon langsung, beberapa kali saya coba call gak di angkat, akhirnya saya hub beliau lewat sms. Selang beberapa menit beliau menajawab, dan pada akhirnya memberi izin saya absen kerja. Saya langsung menghubungi sahabat saya si Hayi dan mengatakan iya. Tepat jam 11.00 saya berangkat bersama sahabat-sahabat PMII dari pc pmii Surabaya dan pc lainnya di jatim.

Kongres PMIIku penuh warna
16 mei 2017, Kongres Pergerakan mahasiswa islam Indonesia yang mengambil tema “Meneguhkan konsensus Bernegara Untuk Indonesia Berkeadaban” telah resmi dibuka oleh presiden jokowi. Yang menjadi istimewa dan kebanggaan bagi pengurus dan kader khususnya, yaitu perihal kedatangan presiden dalam hajatan terbesar PMII ini juga didampingi beberapa menteri kabinet kerja, lembaga Negara termasuk kepala kepolisian negara republik indonesi, Jendral Tito Karnavian. Dan Hampir semua pimpinan lembaga Negara yang hadir di kongres PMII ke-XIX palu ini memberikan materi di berbagai forum yang telah diatur oleh panitia, baik forum sebelum acara pembukaan dan atau setelehnya.
Dalam sambutannya presiden jokowi langsung menjelaskan terhadap kondisi keberagaman bangsa Indonesia yang saat ini sedang memanas. Presiden menjelaskan dengan nada yang Nampak marah dan raut wajah kesal, tentang bagaimana permasalahan keberagaman telah membuat rakyat Indonesia yang awalnya hidup rukum, damai, tentram dan saling sapa menjadi sebaliknya, bahkan saling hujat satu sama lain.
“Energy bangsa habis untuk demo dan saling hujat, padahal negara lain sedang sibuk membuat inovasi dan pengembangan berbagai sektor, kita hanya sibuk demo sana sani, habis sudah energy bangsa untuk mengurusi hal ini, belum lagi soal uang Negara yang dikelurkan untuk pengamanan, berapa ratus miliar uang negera habis untuk mengemankan aksi demo ini ?”
Sebagaimana dipahami bersama bagaimana kondisi keberagaman kita saat ini semakin meruncing, yang mana efeknya tidak hanya soal urusan terganggunya kebhenekaan kita, tapi juga telah  banyak menguras energy bangsa. Padahal bangsa lainnya sedang sibuk menggali pengetahuan dan melakukan inovasi inovasi kita hanya mengurusi aksi saling hujat berbulan bulan.
Presiden juga menghimbau agara pemuda/mahasiswa khususnya kader PMII mampu menjadi bagian pemberi solusi untuk pembangunan bangsa Indonesia yang lebih baik. Dengan kemampuan dan kecerdasan yang baik kader PMII harus menyebar dan menguasai berbagai bidang, jangan hanya mengandalkan cita cita jadi politisi, tapi juga harus ada yang menjadi pembisnis, ilmuan, innovator, dan melakukan hal mamfaat lainnya.
Sebagaimana disampaikan pihak panitia, bahwa tujuan kongres ini bukan hanya soal pemilihan ketua umum PB semata, tapi juga harus menjadi ruang dialektis dan transformasi keilmuan terhadap seluruh kader, sehingga wajar jika sejak  tgl 13-16 panitia menjadwal berbagai agenda dalam serangkaian acara kongres ini. Bahkan Setelah rangkaian ceremonial pembukaan, acara masih dilanjutkan dengan sosialisasi 4 pilar oleh ketua DPD RI bapak Osman sapta oedang sekitar jam 10.20, dan dilanjut ishma sebelum kuliah umum selanjutnya oleh Manaker bapak Hanid Dhakiri pada jam 13.30 sampai sore. Sebagai penutup rangkaian pra sidang adalah agenda pemuda mengaji yang diselenggarakan di pesantren Al-Akhairat asuhan habib sholeh yang juga anggota DPD RI Palu jam 20.00 wita.
Berdasarkan schedules panitia, Agenda inti akan dilaksanakan hari rabu dengan agenda awal pembacaan rantatib, dilanjut LPJ Pengurus PB dan tanggapan Umum PKC/PC, sebelum proses pemilihan Ketum PB dan formatur pada hari berikutnya. 
Berikut point catatan saya selama di kongres XIX palu kemarin.
1.         Ruang Dialektika Bernama Rantatib
Setelah berbagai rangkaian acara telah selesai dilaksanakan, hari selasa tgl 16 jam 08.00 seharusnya dilaksanakan acara inti yakni pleno pembacaan rantatib persidangan, tapi sampai waktu sholat dhuhur tiba acara rupanya belum juga di mulai, sidang pembacaan Rantatib  (Rancangan Tata Tertib) baru bisa dilaksanakan menjelang sholat ashar. karena saya bukan peserta kongres maka saya tidak bisa masuk untuk mengikuti secara langsung ruang dialektika bernama rantatib tersebut. Berselang berapa saat setelah forum di mulai terjadi Cheos yang sampai viral di medsos.  Hal in bagi saya wajar melihat jumlah peserta (PC/PKC) sekitar 244. Bagaimanapun juga PMII adalah organisasi kaum akademis yang tentu ruang dialektika itu menjadi konsumsi sehari harinya.
Cuman yang menjadi sorotan adalah saat harus terjadi benturan fisik dan harus di upload di media sosial. Mengenai kejadian ini saya sempat ngobrol sama Ketua 1 (Kaderisasi) PB yang juga penulis buku “CATATAN KADERISASI” mas Munandar. Saat saya tanyak response terhadap kejadian itu belau mengatakan bahwa tidak sepatutnya urusan dapur organisasi itu di share begitu mudah, apalgi kejadian yg tidak baik seperti itu (benturan), Saya yakin mereka yg share video pleno itu belum ikut PKL hahahhaha, paling ikut tapi bukan saya yang ngisi.
2.         Kontrovesi Pernyataan Ketum AMIN
Jika ada pepatah mengatakan “Lidahmoe adalah harimaumoe”, maka hal ini benar ada dan berlaku bagi siapapun, jangankan public figure atau pemimpin orang kecilpun jika salah bicara bisa menimbulkan problem. Dan itu terjadi di kongres organisasi yang kita cintai ini sahabat, kongres XIX palu menjadi ternodai kesakralannya oleh panglimanya sendiri. Pernyataan Amin di depan presiden, menteri, gubernur sulteng dan para undangan lainnya saat sambutan di opening ceremony telah menua kontroversi, (sahabat semua bisa melihat di berbagai media online).
Disini saya tidak mau mengatakan pernyataan amin benar atau salah, tapi kepada realita lapangan response masyarakat adat palu terhadap pernytaan sensitiv tersebut. Ya keeseokan harinya (17/05/17) setelah statementnya amin ini, berbagai kelompok dan organisasi mengdakan aksi menuntut amin minta maaf dan klarifikasi. Bahkan sampai ada isu (semoga benar hanya isu) jika sampai jam 20.00 WITA amin tidak segera mencabut pernytaannya dan minta maaf kepada masyrakat sulteng, mereka tidak menjamin kongres ini bisa berlangsung sampi selesai.
Setelah sholat maghrib amin meminta maaf dan mengklarifikasi pernyataannya, tapi nasi menjadi bubur dan amin telah di anggap bersalah, maka dia harus menerima hukum adat yg ditentukan oleh keadatan kalile. entah benar tidaknya ada yang menggoreng statement amin ini, saya rasa sahabat lebih paham jawabannya…………?
3.         Merebut kursi PMII 1
            Kongres adalah forum tertinggi suatu organisasi sekaligus menjadi moment sakral yang di tunggu tunggu oleh para anggota/kader. Begitupun kongres XIX PMII ini, hadir di kongres PMII menjadi kebanggaan pristisius bagi setiap kader, bahkan muncul term “Kader PMII dapat dikatakan kader militant/sejati jika sudah bisa hadir di kongres”.  Terma ini sepertinya masih dipakai di kalangan kader sampai saat ini. Buktinya saat kongres Palu Kemarin saya mendapati sebagian besar kader PMII yang hadir di lokasi (termasuk dari cabang Surabaya) bukan sebagai peserta aktif (Forum) yang mewakali PC/PKC masing masing, tapi sebagai peserta hore atau yang lebih dikenal sebagai Pelir/Romli.
            sahabat pergerakan yang hormati, sebagaimana subline di atas, bagian ini akan mengulas sedikit apa yang ketahui tentang proses Perebuan kursi PB PMII 1.  Hal ini saya tulis Karena bagaimanapun juga progress dan kemajuan organisasi yang kita cintai ini juga dipengaruhi oleh faktor pimpinan. Apalagi dengan posisi PMII yang saat ini menjadi organisasi kaderisasi terbesar di Indonesia, tentu membutuhkan pemimpin yang cerdas, visioner, dan tangguh baik lahir maupun batin agar mampu membawa perubahan yang lebih baik. Sehingga kader PMII tidak hanya menjadi model karena terbesar kuantitas tapi juga difasilitasi agar menjadi terbaik kualitas. Total ada 15 calon ketua umum dan (zainal, Zairuddin, Syarif, Rizavan, Herlambang, Candra, Djunaidi, Saadillah, Mulyadin, Ulum, Sabolah,Syarif, Hermanto, Zaini, dan Taufiq,) dan 5 kandidit calon Ketua Kopri (Septi, Liazul, Putriana, Herlina, dan Atik).
            Proses pemilihan ini menjadi agenda paling krusial dan penuh ketegangan bagi semua kader, utamanaya bagi kandididat dan pendukung masing-masing. Bahkan sampai beredar desas desus bahwa molornya forum sampai (hampir) 2 hari tidak lain karena belum selesainya lobby politik terkait pemilihan ini. Hal ini tentu wajar mengingat panitia SC menjadwalkan agenda pemilihan sebelum pembahasan AD/ART(lebih awal). “Kan yang penting selesai pemilihan ketum”, itu jawaban sahabat sahabat peserta dan yang lain, “kongres kan hanya momentum pemilihan saja”,  “toch ada AD/ART mau di bahas kayak apa ya tetap saja gak begitu ngaruh pada kader”, “ya siapa suruh pemilihannya di taruk di awal”. Itulah gambaran imaginer saya sebagai representasi jawaban Real para kader.  Kalau sahabat pemabaca gimana ?
Kembali ke pembahasan candidat, proses pemilihan dipimping langsung oleh majelis pembina nasional (MABINAS), dilaksanakan pada sabtu malam sampai minggu dini hari, suasana sekitar forum nampak ramai santai-menegangkan, ratusan aparat keamanan berjaga di sekitar dan pintu masuk sebagian lengkap dengan senjata laras panjang. Setiap peserta yang mau masuk forum harus melewati metal detector dan dua kali pengecekan manual oleh petugas (keamanan dan banser/panitia). Sementara di pojok pojok halangan masjid Agung palu (lokasi kongres) tampak lingkaran-lingkaran kecil dan besar ya semacam konsolidasi basis masa mungkin wkkwkwk. Saya sendiri bersama sahabat-sahabat dari surabaya mengaati dari kejauhan. Saya lupa tepat jam berapa proses pencoblosannya (maklum peserta liar gak isok masuk forum sahabat), yang jelas sekitar jam 01 dini hari.
Berikut hasil hitungan suara putaran pertama: zainal Abidin: 8, A Zairuddin: 19, M Syarif: 11, Rizavan: 1, A Herlambang: 64, Candra W: 0, Djunaidi: 1, Saadillah: 0, Mulyadin: 5, Iden Ulum: 39, Sabolah: 11, A Hermanto: 26, Zaini: 20, dan Taufiq: 19, Umam: 0,) dan 5 kandidit calon Ketua Kopri (Septi: 66, Liazul: 74, Putriana: 20, Herlina: 33, dan Atik: 39).
Dari perolehan suara pertama di putaran kedua, Agus Herlambang dengan perolehan suara akhir 165 berhak secara konstitusi untuk menjadi ketua umum PB PMII 2017-2019 mengalahkan Iden Robet Ulum 78 Suara, sedangkan dari Korps PMII Putri Septi Rahmawati berhasil mengalahkan 5 pesaing beratnya dengan total suara akhir 111. Mari kita doakan semoga mereka amanah dan tidak mementinkan team suksesornya sendiri.

 
sarungmurahsurabaya
https://sarungmurahmdr.blogspot.co.id/
4.         MENDEBATKAN AD/ART, GBHO, Rekomendasi
Pada dasarnya bagi mereka kader sejati yang benar mencintai PMII, pembahasan AD/ART ini merupakan hl terpenting yang harus di diikuti. Karena ini meonyangkut jiwa dan raga organisasi, ini menyangkut pedoman hidup berPMII, jika al-Quran adalah kitab suci umat islam, maka AD/ART adaah kitab sucinya PMII. Ruang gerak dan perjalanan PMII ke depan tergantung bagaimana AD/ARTnya. Tapi ya ketum baru sudah terpilih, dan mereka yang kalah atau tidak masuk ke putaran kedua sudah banyak yang meninggalkan forum. Belum lagi soal pembahasan statuta PMII-NU
Bagaimana kongres XIX menyikapi posisi permintaan NU, apakah akan kembali menjadi banom NU sesuai apa yang dimandatkan oleh mukhtamar NU jombang (1-6 agustus 2015) bahwa PMII kembali menjadi Banon NU sebagaiaman awal terbentuknya organisasi pemuda nahdyin ini. Statuta ini tentu akan ditentukan dipersidangan oleh mereka yang menjadi peserta penuhk kongres. Apakah PMII akan dependent (menjadi banom Nu)?, atau Independent (berdiri sendiri)?, atau akan memilih jalur interdependensi (relasi kultural).
Dari sahabat yang mengikuti pleno ini (AD/ART) kabarnya dalam Anggaran Dasar PMII tetap sebagai organisasi independen, artinya tidak terikat dengan organisasi apapun. Apakah ada penjelasan tambahan di aturan lainnya (ART/PO/Ketetapan, dll) saya tidak paham. Mungkin sahabat yang paham bisa berbagi... yang jelas saat pembahasan AD/ART ini kabarnya sudah tidak banyak yang ikut, dan tidak berjalan optimal.
5.         WARNI WARNI KEINDAHAN KONGRES
            Sahabat PMII yang saya Hormati !
            Pertama, aksi demo beberapa cabang yang dilakukan di sekitar arena, tentu tidak baik jika saya  menyebutkan nama cabangnya sahabat.  Yang jelas Lebih dari satu hari saya menyaksikan aksi penyampaian aspirasi oleh kader PMII dari berbagai cabang yang berbeda. Rata rata tuntutan mereka sama yaitu masalah konflik yang terjadi di internal cabang. Baik konflik pemilihan, kepengurusan kadaluarsa, caretaker, intervensi senior, bahkan intervensi PB juga katanya. Beberapa cabang di kalimantan, sulawesi, Papua, dll.
Kedua, ini yang saya bahas di awal yaitu status relasi PMII-NU, karena menurut saya ini i’tikad baik saya sebutkan nama cabangnya, yaitu Pc Ternate, Pc Halmahera Selatan, Pc Morotai, dan Pc Minahasa, ya sahabat yang tergabung dalam aliansi ini menyebarkan selebaran tulisan berjudul “Kembalikan PMII ke Khittah Kelahirannya” yang pointnya meminta forum kongres menyetujui PMII sebagai Banom Nu.
Warna ketiga, ini yang sangat diapresiasi oleh banyak kader dan simpatisan yang hadir, yaitu “Panggung Ekpresi Seni” yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang PMII Mamuju Tengah Sulawesi Barat. Panggung seni ini menampilkan berbagai kreasi seni bagi para kader PMII yang mau menunjukkan bakat seninya. Hampir tiap malam panggung ini tidak pernah sepi dari penampilan-penampilan menarik dari para sahabat/sahabati se Nusantara, ada yang bernyanyi, drama, puisi, stand up, dan penampilan lainnya. Saya juga beberakali menyaksikan bakat luar biasa sahabat yang tampil, yang masih saya ingat penampilan stand up oleh kader PMII Raja Empat Papua yang super gokil sekali, bahkan penonton sampai harus berdesakan menontonnya.
Ini kebanggaan dan bukti nyata bahwa kader PMII bisa menjadi sangat luar biasa dengan bakat yang dimilikinya andi saja PB tidak sibuk sendiri dengan urusan politiknya.

Salam pergerakan sahabatku tercinta se-Nusantara

Kader PMII Sunan Ampe Surabaya
Suryadi