Tampilkan postingan dengan label tki. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tki. Tampilkan semua postingan

Jumat, 22 Oktober 2021

Sarapan Dua Ringgit (1)

Tulisan ini adalah catatan kecil saya selama kunjungan keluarga ke Malaysia pada libur tahun baru 2018 kemarin. Yaitu pada tgl 18 Desember 2018 sampai 04 Januari 2019.

Sebenarnya saya sudah lama sekali merencanakan liburan ke Malaysia ini, tapi baru terlaksana belakangan. Sejak 2010an saya sudah merencanakan berkunjung kenegeri upin ipin ini. Kepergian saya ini memang membawa banyak misi, misi mengunjungi keluarga, misi liburan, dan yg utama adalah misi jualan sarung ke saudara” disana, maklum harga jual disana bisa dua tiga kali lipat lebih mahal daripada harga Indonesia. Sehingga saya bisa dapat untung lumayan agak banyak, kan lumayan buat tiket ongkos jalan jalan.

Aku ambil penerbangan siang sekitar jam 10an, berangkat dari kos ke bandara Juada 2 Internasional Airport diantar temen naik motor. Tiba dibandara aku langsung check, nah saat proses check in ini aku perhatikan orang yg mau melakukan perjalanan luar negeri rata rata WNI etnis thionghoa (china), hanya beberapa saja yg WNI sawo matang. sepertinya mereka (china) akan liburan natal dan tahun baru 2018, maklum in ikan libur natal dan tahun baru, so it is normal case. Saat check imigrasi mereka tanpa banyak pertanyaan langsung di stempel visa, it is badly different with mereka kulit sawo matang (Indonesia Asli) ada lebih banyak pertanyaan dan pemeriksaan, bahkan ada beberapa orang yg sampai dibawa ke ruangan khusus untuk, Mungkin sebagai Langkah preventif petugas Imigrasi meminimalisir TKI illegal berkedok pelancongan. Termasuk saya yg pertama melakukan perjalan Luar negera juga harus diperiksa diruang khusus terkait tujuan perjalanan saya, benar kunjungan apa gimana? disana nanti jumpa siapa? terus bawa uang saku berapa? Apa disini (Surabaya) sudah bekerja? dan pertanyaan lainnya.  Furtunatelly, I can answer all the questions.

jam 12.30 saya sampai di KLAI 2, ini salah satu bandara internasional terbesar se asia tenggara, bandara yg terintegrasi dengan mall dan berbagai fasilitas lainnya.

Sepanjang jalan dari Sepang ke port dickson melewati perkebunan sawit yg sangat luas (punya kerajaan), circuit sepang, makan rujak dan bakso madura bakar bakar.

Hari kedua di Negara bagian Port Dickson, saya ikut saudara ke tempat kerja. Lokasi yang agak jauh, di tempat kerja saya sedikit paham bagaimana para TKI berkerja untuk menahkafi keluarga mereka di kampung halaman. Setelah beberapa hari di port dickson saya pindah ke Kuala Lumpur, Tempat yang sangat terkenal dengan Menara kambar Petronas (KLCC). Saya akan dijemput oleh saudara sepupu dari ayah di stasiun seremban. Saya dianter kesana oleh ipar dan sepupu.

Sial tidak bisa ditolak untung gagal diraih, disekitar stasiun ternyata ada operasi gabungan, sepupu saya yang tidak punya surat ijin tinggal harus dibawa oleh imigrasi malaysia. Padahal belum dua bulan bekerja. Tentu dengan uang keberangkatan yang sangat mahal. Kabarnya setiap orang WNI yang mau bekerja di malayasia bisa menghabiskan biaya 5 sd 10an jt untuk calo saja, belum lagi bayar ijin tinggal yang nominalnya bisa sampai 20jt pertahun.

Sepupu saya tadi akhirnya dideportasi dari malaysia setelah ditahan kurang lebih 20 hari.

Bersambung....