Jumat, 31 Agustus 2018

Belajar Olahraga Kehidupan Dari Asian Games 2018*


Jauh hari sebelum Asian games 2018 secara resmi dimulai pada 18.08.18, pembicaraan soal pesta olahraga yang diikuti oleh 45 negara ini sangat ramai dan menjadi primadona terutama dikalangan generasi Melenial. Sampai saat Tulisan ini di buat, Serba serbi Asian games masih menjadi trending topic di berbagai medial baik Luring atau Daring. Apalagi keberhasilan Atlet kita yg sudah melebihi dari target pemerintah untuk masuk 10 besar dan minimal 16 medali emas telah terlaksana bahkan menjadi 30 Emas, 23 perak, 37 perunggu (per/31/8/2018) dan Masuk 4 besar. Mengenai hal bagaimana Asian games benar benar menyatukan nasionalisme dan persaudaraan sebangsa sudah banya tulisan dibuat soal itu baik yg cetak atau elektronik.
Sebenarnya saya ingin menulis soal Asian games ini sejak lama, ya sebelum pesta olahraga 4 tahunan terbesar se asia ini di mulai. Sebelum Pembukaan yg super meriah dan menakjubkan itu dimulai, yang panggungnya pakek gunung,  yg presiden tuan rumahnya hadir ke acara jumping pakek moge itu. Yang rame setelah pembukaan soal itu beneran apa pakek stuntman. Hahaha !!!
excited stage at opening ceremony asian games 2018
Hari ini (31/09/2018) saat saya melaksanakan sholat jumat di masjid Nasional Al akbar surabaya, Tema Khotbahnya menarik, “Sportivitas dan Spiritualitas Olahraga; Refleksi Asian Games” oleh Dr. H. Khoirul Anwar. M.Ag. Dua kata terakhir pada tema tersebut mengingatkan Saya pada Niat saya yg tidak terlaksana dan entah kenapa saya merasa harus meneruskan Niat usang itu, ya niat nulis soal Asian Games, padahal sudah ngumpulin data ini itu juga. Tapi konten tulisannya beda jauh, karena niat saya yang dulu sudah tidak pas lagi ditulis sekarang alias sudah kadaluarsa, hohoho !!!
Kembali ke materi Khotbah, Saya merasa campur campur saat Tema Khotbah tadi dibacakan oleh Humas Masjid Al akbar. Ya merasa aneh, merasa ganjil, merasa senang, merasa bangga dan merasa semuanya. Asian Games masuk Masjid gigigi J.
Dalam permainan olahraga, ada 4 hal yang dapat kita jadikan pelajaran sebagai hikmah kehidapan;
Pertama, dalam setiap pertandingan olahraga, ada aturan yang melarang terjadinya kekerasan, baik antar pemain/atlet, panitia, atau seporter. Siapapun yang melaggar aturan tersebut akan mendapat sanksi yang berat, bisa berupa denda, didiskualifikasi atau bahkan akan dilarang bertanding selamanya. Begitupan dalam ajaran Islam, allah melarang kita untuk melakukan kekersan antar sesama terutama kepada mereka  yang lemah. Bahkan saat dalam perang sekalipun Kita dilarang menyiksa apalagi sampai membunuh musuh yang telah menyerah. Semua ada batasan dan aturan sesuai porsinya, Jika perlombaan Ada aturan yg harus dilaksanakan, begitupun dalam hidup. Ada batasan batasan dimana kita boleh dan tida melakukannya.   
Kedua, Keadilan, dalam setiap pertandingan olahraga harus berdasarkan keadilan. Guna menjaga agar pertandingan berjalan dengan benar dan adil, maka diperlukan seorang juru/wasit. Seorang juri/wasit pertandingan harus berlaku adil. Dalam penyelenggaraan Piala dunia Sepak bola kemarin, Pihak menyelenggara (FIFA) bahkan sampai harus menggunakan Teknologi VAR (Video Assistance Refree) agar setiap pertandingan berjalan seadil adilnya. Konsep keadilan ini harus juga diterapkan dalam kehidupan manusia. Dalam berinteraksi sosial, dalam bermasyarakat dan terutama dalam kehidupan umat beragama. kita dilarang keras melakukan kecurangan sekecil apapun dalam hidup, karena itu pasti merugikan orang lain. Anda yang masuk sekolah favorit karena curang, anda telah mengambil hak orang lain, anda yg jadi Birokrat, Akademisi, Polotisi atau pembisnis suskes tapi dengan cara tidak adil, maka anda secara tidak langsung telah mengambil apa yg seharusnya menjadi hak orang lain.
Dalam Ayatnya Allah berfirman “Janganlah kebencianmu pada suatu kaum membuatmu berlaku tidak adil, berbuat adillah karena itu mendekatkan kalian pada taqwa”.  (QS. Al-maidah: 8)
Tiga, hal yang dapat kita jadikan refleksi pelajaran, bahwa dalam pertandingan apapun dalam olahraga pasti ada Batasan waktunya, dalam sepak bola, 45 menit x 2, jika skor sama diperpanjang 15 menit x 2, jika masih sama ada adu pinalty, sampai ada pemenang dan yang kalah. Terkadang team yg dari awal kalah bermain imbang di akhir waktu dan menang adu pinalty. Begitupun juga dalam hidup, Tak ada kehidupan yang abadi, semua ada waktunya. Akan ada waktu kita di atas (sukses) juga akan ada waktu dimana kita harus dibawah (gagal). Merekan yg gagal di awal jangan sampai anda cemooh, karena bisa jadi dia akan berjaya di akhir pertandingan hidup. Atau mereka yg sukses dan berjaya saat masih muda, jangan terlalu di agungkan, karena bisa jadi mereka akan gagal dan jatuh saat menjelang akhir pertandingan. Jalan hidup tidak ada yang tahu kecuali Allah, kita hanya berusaha bermain memenangkan setiap pertandangin, hasil akhir kita pasrahkan kepada yg maha esa. Apakah nanti kita akan memenangkan permainan hidup dan layak mendapat medali dikemudian hari, manusia hanya berusaha Allah lah yang menenutukan semuanya.
Firman Allah: “sesungguhnya hidup didunia hanyalah permainan dan senda gurau saja” (QS. Al an’an: 32)
“setiap yang bernyawa pasti akan menjumpai kematian” (QS. Al imron: 185)
Empat, bahwa olahraga mampu menyatukan perbedaan saya rasa hampir semua orang sepakat. Perbedaan agama, suku, ras, golongan bahkan sampai perbedaan politik yg saat ini sedang anget angetnya terasa hilang ditelan euforia Asian games. Moment saat 2 tokoh nasional yang akan bertarung memperebutkan kursi RI 1 saling berpelukan dibalut bendera merah putih adalah peristiwa paling membahagiakan rakyat indonesia. Semangat nasionalisme dan persatuan dalam olahraga itu harus bisa kita tampilkan dalam kehidupan nyata. Islam mengajarkan kita agar menjaga persatuan dan persaudaraan antar sesama manusia. 
foto Jokowi dan Prabowo berpelukan
Firman Allah “Berpegang teguhlah kalian kepada (Agama) Allah dan janganlah kamu bercerai berai” (QS. Al imron: 103)

Jika olahraga Asian games merupakan ajang untuk memperebutkan medali emas, maka olahraga kehidupan harus kita jadikan ajang meraih nikmat keabadian bersama Tuhan.

Salam Sportivitas Menuju Spritualitas.

*Tulisan ini saya sadur dari materi Khotbah Jumat pada 31/08/2018 oleh Dr. H. Khoirul Anwar M.Ag di Masjid Nasional Al akbar surabaya, sebagian besar ada perubahan dan tambahan dari saya sendiri.

Sabtu, 04 Agustus 2018

Dengan Nama Allah Hidup Sukses (Bahagia) Tanpa Bunuh Diri


Jumat 3 agustus kemarin saya bersama teman melaksanakan sholat jumat di masjid nasional al akbar surabaya, khotibnya Dr. KH. Imam Mawardi (Dosen Uinsa dan pengasuh ponpes Alif lam Mim Surabaya). Tema khotbahnya “Hidup Bahagia dengan Menyebut Nama Allah dan Bersama Allah”

Poin ceramah beliau yg saya tangkap adalah jika kita mau hidup bahagia, senang, tentram, maka sebutlah nama Allah dalam setiap hal dan keadaan. Saat sedang susah, sedang dalam keadaan tidak berdaya, sedang takut maka sebutlah nama Allah. Sebesar apapun masalah kita atau seberat apapun cobaan yg kita hadapi jika kita menyandarkan kepada Allah yg maha besar maka kita akan diberikan kelapangan dan kebesaran jiwa dalam menghadapinya.

Setiap orang yg hidup dengan nama Allah dan bersama Allah maka tidak akan ada perasaan Gelisah, Takut, Putus asa, apalagi sampai berniat mengakhiri hidupnya. Berapa banyak orang yg kaya atau yg punya jabatan tinggi, tapi tidak bahagia. Ada perasaan gelisah yg justru mereka sendiri tidak tahu penyebabnya. Ternyata jabatan dan kekayaan yg melimpah bukanlah sumber kebahagiaan hakiki bagi manusia.

Dari pidato beliau saya jadi teringat beberapa kasus bunuh diri yg kerap kali terjadi justru dikalangan orang orang jabatan tinggi dan bergelimang harta.

Masih ingat dengan Chester Bennington, Vokalis group band legendaris dunia yg memiliki jutaan ribu penggemar di seluruh dunia. Ditengah ketenaran nama dan kesuksesan karir siapa kira chester akan mengangiri hidupnya sendiri. Tapi itu terjadi, vokalis “Linkin Park” itu ditemukan meninggal gantung diri di rumahnya los angeles pada 20/07 2017. Atau kasus Barry Sherman miliarder asal toronto kanada pada 5/12/2017 ditemukan meninggal di rumahnya sendiri (https://torontosun.com/). Jawa pos 31/7/2018 kemarin merilis daftar bunuh diri lansia di singapura sepanjang tahun 2017 sebanyak 129 orang. Terbanyak dalam sejarah.

Tiga poin diatas Ini hanya contoh kecil dari berbagai kasus bunuh diri yg banyak terjadi di berbagai belahan dunia. Data WHO merilis ada sekitar 800.000 orang meninggal karena bunuh diri setiap tahun, artinya setiap hari ada sekitar 2.185 orang meninggal karena bunuh diri www.who.int/mental_health/prevention/suicide/suicideprevent/en/.

Disini muncul pertanyaan,  Kenapa banyak sekali mereka yg mengakhiri hidupnya, ada apa gerangan?. bahkan tidak sedikit mereka dari kalangan orang yg dapat dikatakan sukses, terkenal, hidup mewah, memiliki banyak fans. Tapi kenapa mereka memilih mengakhiri hidupnya ?.

Apapun Penyebabnya, Jika kita ingin mencapai hidup bahagia maka yakinlah  bahwa

”sebesar apapun masalah yang menimpa, percayalah bahwa kuasa Allah jauh lebih besar kemudian Sebutlah NamaNYA dan Hiduplah bersamaNYA”.
 

Terima kasih